PENDAHULUAN
Tafsir Al-Ibrish merupakan Tafsir Al-Qur’an al-Karim yang ditulis oleh KH Bishri Musthofa ulama sepuh di Rembang, ditulis aslinya menggunakan Bahasa Jawa beraksara Arab Pegon. Tafsir Al-Ibrish berjudul lengkap Tafsir al-Ibriz li Ma’rifat Al-Qur’an al-‘Aziz.
K.H. Bisri Mustofa adalah ulama yang lahir dari rahim pesantren pada tahun 1915 M. di Kampung Sawahan Gang Palen Rembang Jawa Tengah. Ayahnya, K.H. Zainal Mustofa, dan ibunya, Chodijah, telah memberinya nama dengan Mashadi. Nama tersebut berganti setelah ia menunaikan ibadah haji menjadi Bisri Mustofa. Sejak usia tujuh tahun, ia masuk Sekolah Rakyat “ongko Loro” di Rembang. Ia tidak menyelesaikan sekolahnya karena diajak ayahnya pergi haji ke tanah suci. Setelah ia pulang ke tanah air, karena ayahnya wafat di Jedah, ia dimasukkan oleh kakak tirinya, Zuhdi, ke Holland Indische School (HIS). Sekolah di HIS tersebut juga tidak selesai, karena ia dipaksa keluar oleh Kiai Cholil yang beranggapan: sekolah HIS tersebut diperuntukkan bagi orang-orang yang dipersiapkan untuk menjadi pegawai pemerintah Hindia Belanda. Di samping, Kiai Cholil memang khawatir kelak K.H. Bisri Mustofa akan mewarisi sifat-sifat Belanda. Sehingga K.H. Bisri Mustofa pun meneruskan sekolahnya di “Ongko Loro” dalam masa pendidikan empat tahun.
K.H. Bisri
Mustofa adalah seorang yang fasih dan orator ulung. Ceramahnya disukai oleh
masyarakat sehingga namanya cepat dikenal ke berbagai tempat seperti Kudus,
Demak, Lasem, Kendal, Pati, dan Pekalongan. Ia hidup dalam tiga masa yang
berbeda: Pemerintah Hindia Belanda, Pemerintah Orde Lama, dan Pemerintah Orde
Baru. Kiprahnya kemudian menempati banyak jabatan politik hingga wafatnya pada
24 Pebruari 1977.
Kitab Tafsir
al-Ibriz li Ma’rifat Al-Qur’an al-‘Aziz secara umum (ijmali) menggunakan metode
bi ar-ra’y. Ditulis selama kurun 6 tahun antara 1954 sampai 1960. Memiliki
corak penafsiran kombinasi antara qiraat, fiqih, dan tasawuf. Di samping itu,
digunakan pula huruf Arab-Pegon dan bahasa Jawa dengan langgam dan genre
“Pantura”, bahasa pantai utara pulau Jawa yang bernuansa otentik, blakasutha.
Kendati demikian memiliki kekuatan referensial yang dapat dilihat dari latar
belakang pendidikan K.H. Bisri Mustofa sendiri dan beberapa referensi kitab tafsirnya
seperti Tafsir al-Jalalain, Tafsir al-Baidlawi, Tafsir al-Khazin, dan
lain-lain. Secara sistematis, Tafsir al-Ibriz cenderung literal tidak
mengadakan perbandingan antar pendapat ulama-ulama tafsir otoritatif. Tafsir
al-Ibriz juga menggunakan metode tahlili, karena dilakukan secara referensial
mulai dari surah al-Fatihah hingga an-Nas._Seri Tafsir Nusantara.
Sumber: https://lajnah.kemenag.go.id/artikel/664-k-h-bisri-mustofa-dan-tafsir-al-ibriz
0 komentar:
Posting Komentar