WISATA MANFAAT

Menuangkan informasi tentang kepariwisataan Indonesia yang kaya akan keragaman alam dan budaya. Turut pula memberikan kemudahan dalam melayani customer wisata (tourist) baik domestik maupun internasional untuk welcome (datang) ke Indonesia. Dimulai dari Malang Raya menyebar hingga Nusantara

Selasa, 26 Juli 2016

PESONA PEGUNUNGAN TENGGER

PESONA PEGUNUNGAN TENGGER

Pegunungan Bromo dilihat dari Bibir Kawah Pegunungan Tengger

Pegunungan Tengger merupakan salah satu keunikan dan kebesaran ciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang patut kita renungkan ayat-ayatnya. Sebelum kita masuk kepada gunung-gunung yang ada di Pegunungan Tengger (Tengger Plateau) dan membahas tentang keindahannya, ada baiknya kita simak dahulu tentang letak geografis, astronomis dan sejarah yang ada di Pegunungan Tengger. 
Pada dasarnya, lokasi wilayah pegunungan Tengger dihuni oleh masyarakat bersuku Tengger di Pulau Jawa Propinsi Jawa Timur. Mereka memiliki bahasa, keyakinan dan budaya tersendiri, terdiri atas dua klan yang berbeda, yaitu klan suku Tengger di wilayah Probolinggo dan klan Suku Ngadas di wilayah Tumpang Kabupaten Malang. Walau keduanya berbeda keyakinan, namun memiliki historis yang sama. Di Indonesia suku yang lebih dikenal dalam dunia wisata domestik maupun internasional adalah Suku Tengger, sedangkan Suku Ngadas cukup terpinggirkan, karena mereka menempati wilayah jalur transportasi yang cukup ekstrem untuk masuk ke wilayah Gunung Bromo dan Semeru.
Masyarakat adat Tengger menempati wilayah ketinggian antara 1.000 s.d 3676 mdpl. Wilayah ini cukup dingin dan dihuni oleh kawasan flora sama dengan kawasan negara subtropic, yaitu dari jenis kalangan pinus dan cemara. Secara astronomis, kawasan Tengger terletak antara 7054’ – 8013’ LS dan garis bujur 112051’ – 113004’ BT. Pegunungan Tengger merupakan salah satu pegunungan di Indonesia yang diklaim menjadi salah satu wilayah pegunungan terluas di Indonesia. Termasuk pegunungan yang memiliki rangkaian gunung berapi aktif (Bromo dan Semeru) ditambah adanya lautan pasir, persis sama dengan gurun Sahara. Satu-satunya gurun pasir terluas di Indonesia.
Diyakini, bahwa Pegunungan Tengger dahulu merupakan sebuah gunung aktif yang sangat besar, kemudian meletus dengan sangat dahsyat membentuk sebuah kaledra besar yang berisi plateau dan lautan pasir. Hingga sekarang, kawah kepundan yang masih nampak di pegunungan ini adalah Gunung Bromo. Ada teori lain yang menyatakan bahwa Pegunungan Tengger terbentuk karena adanya letusan dari beberapa gunung api yang ada di wilayah Pegunungan Tengger, kemudian meletus secara dahsyat dan membentuk serangkaian pegunungan dan kaledra besar. Tepat di sisi Utara Pegunungan Tengger, terjulang Gunung Semeru yang legendaris. Karena salah satu pejuang Republik Indonesia di jaman Orde Baru, wafat di wilayah Gunung Semeru saat melakukan pendakian, yaitu Soe Hok Gie.
Kaledra pegunungan Tengger ini berbentuk elips dengan puncak berbentuk dinding melingkar, luasnya mencapai 6.290 Ha, panjangnya ± 9 Km dari Utara ke Selatan dan ± 10 Km dari Barat ke Timur. Kawah Gunung Bromo sendiri masih aktif memancarkan panas Bumi, bahkan beberapa waktu Gunung Bromo sempat dikabarkan Siaga I hingga taraf AWAS. Kawah Bromo terletak di atas Kawah Pegunungan Tengger yang sangat besar, sedangkan kawah Pegunungan Tengger saat ini berupa Lautan Pasir raksasa yang membentang luas memasuki beberapa wilayah dari Malang, Nongkojajar hingga Probolinggo. Keunikan inilah yang oleh pada wisatawan (terutama yang faham tentang geologi) sangat mempesona, dalam istilah geologi kawah gunung Bromo pun disebut Crater In a Crater (kawah dalam kawah).
Aktivitas Pegunungan Tengger yang aktif mempengaruhi topografi kawasan Tengger itu sendiri, yaitu kaldera yang mengelilingi Laut Pasir terjal dengan kemiringan sekitar 60o – 80o dan ketinggian antara 200-600 m. Gunung Bromo termasuk gunung yang rendah di antara deretan pegunungan Tengger, sedangkan Gunung Semeru menjadi gunung yang tertinggi di Pulau Jawa. Daerah pegunungan Tengger terdiri dari gunung-gunung kecil, seperti Gunung Kendi, Baruklinting, Argowulan, Pananjakan, Mungal, Cemara Lawang, Batok, Pasung Centang, Bromo, Pundak, Widodaren, Pundak Lembu, Ijo, Walangan, Ideri, Kursi, Ider-ider, Jantur dan Pulosari. Diantara gunung-gunung terdapat sebuah laut pasir yang luasnya ± 4.265 km2 dan oleh orang setempat dikenal dengan Segara Wedhi.
Secara administratif, Masyarakat Adat Tengger tersebar di 4 (empat) kabupaten, yaitu Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Pasuruan. Jumlah desa di seluruh 4 Kabupaten yang didiami oleh Masyarakat Adat Tengger sebanyak 33 desa.
Kawasan Tengger mempunyai iklim yang sama dengan daerah-daerah lain di Indonesia, yaitu iklim tropis. Saat musim hujan tiba, hari-hari penuh dengan kabut tebal yang menyebabkan kelembaban udaranya mencapai rata-rata 80%. Begitu juga dengan suhu udara, Kawasan Tengger mempunyai suhu udara yang relatif dingin, dan curah hujan yang cukup tinggi. Pada musim penghujan suhu udara mencapai 2oC bahkan pada saat tertentu di bawah 0oC dan minus, sedangkan curah hujan mencapai 2.500 mm per tahun. Pada musim kemarau cuaca agak bersih dari kabut, tetapi keadaan diganggu oleh banyaknya debu yang berterbangan karena tertiup angin.
Nah masih penasaran ingin mendaki ke Pegunungan Tengger?

Silahkan kontak saya di nomor 0856-4950-9998 untuk SMS/Whatsapp/Telegram. Atau kalau mau telp ke nomor 0812-5966-8302 a.n ARNANDA. Insyaa Allah saya ada paket menarik buat Anda dan teman-teman Anda untuk melepas lelah dan penat. Untuk kantor juga bisa dei, harga nanti bisa melalui kontak yah. Wisata Pas, harga pas, lelah lepas ^-^
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Suara Nada Islami

0 komentar:

Posting Komentar

Kolom Komentar

Livechat